Sejarah Kapal Pinisi, Warisan Budaya Indonesia yang Mendunia
PROSAFE.CO.ID - Kapal pinisi adalah kapal layar tradisional yang berasal dari Sulawesi Selatan, Indonesia. Kapal ini telah ada sejak abad ke-14 dan telah digunakan oleh masyarakat Bugis, Makassar, dan Mandar untuk berdagang dan berlayar ke berbagai wilayah di Indonesia dan dunia.
Kapal pinisi memiliki ciri khas yang unik, yaitu memiliki layar yang besar dan terbuat dari kayu. Kapal ini juga memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh, sehingga mampu mengarungi lautan luas.
Pada tahun 2017, kapal pinisi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO. Pengakuan ini merupakan bentuk apresiasi dunia terhadap nilai-nilai budaya dan sejarah yang terkandung dalam kapal pinisi.
Sejarah Kapal Pinisi
Kapal pinisi diperkirakan telah ada sejak abad ke-14. Kapal ini awalnya digunakan oleh masyarakat Bugis, Makassar, dan Mandar untuk berdagang dan berlayar ke berbagai wilayah di Indonesia dan dunia.
Pada awalnya, kapal pinisi hanya digunakan untuk berlayar di perairan Nusantara. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, kapal pinisi mulai digunakan untuk berlayar ke berbagai wilayah di dunia, seperti Afrika, Asia, dan Eropa.
Kapal pinisi memiliki peran penting dalam perkembangan perdagangan dan budaya di Indonesia. Kapal ini menjadi sarana transportasi yang menghubungkan berbagai wilayah di Indonesia dan dunia.
Karakteristik Kapal Pinisi
Kapal pinisi memiliki ciri khas yang unik, yaitu memiliki layar yang besar dan terbuat dari kayu. Kapal ini juga memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh, sehingga mampu mengarungi lautan luas.
Layar kapal pinisi terbuat dari kain tenun yang disebut "sapu". Sapu terbuat dari serat pohon lontar yang dipintal menjadi benang. Benang-benang tersebut kemudian ditenun menjadi kain yang kuat dan tahan lama.
Konstruksi kapal pinisi terbuat dari kayu besi, kayu bitti, kayu kandole/punaga, dan kayu jati. Kayu-kayu tersebut dipilih karena memiliki kekuatan dan daya tahan yang tinggi.
Proses Pembuatan Kapal Pinisi
Pembuatan kapal pinisi merupakan proses yang rumit dan membutuhkan waktu yang lama. Proses pembuatan kapal pinisi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
Tahap pertama adalah tahap pemilihan kayu. Kayu yang digunakan untuk membuat kapal pinisi haruslah kayu yang kuat dan tahan lama.
Tahap kedua adalah tahap pembuatan rangka kapal. Rangka kapal pinisi dibuat dari kayu besi yang dipotong dan dirakit menjadi bentuk kapal.
Tahap ketiga adalah tahap pemasangan layar. Layar kapal pinisi dipasang pada tiang-tiang yang berada di bagian depan dan belakang kapal.
Pelestarian Kapal Pinisi
Kapal pinisi merupakan warisan budaya Indonesia yang harus dilestarikan. Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk melestarikan kapal pinisi, antara lain:
- Pembentukan Museum Pinisi
- Pemberian bantuan kepada pengrajin kapal pinisi
- Pengembangan wisata kapal pinisi
Kapal pinisi adalah warisan budaya Indonesia yang memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Kapal ini telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat Indonesia selama berabad-abad.
Pemerintah Indonesia dan masyarakat Indonesia harus terus berupaya untuk melestarikan kapal pinisi agar warisan budaya ini dapat terus dinikmati oleh generasi mendatang.***